Jawaban Anies Baswedan Soal Alasan Jokowi Mengeluarkan Dirinya dari Kabinet

Anies Baswedan

Di masyarakat telah berkembang sebuah antithesis dimana Anies Baswedan mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Presiden Jokowi. Publik mengkaitkan persepsi ini dengan peristiwa pencopotan Anies dari Mendikbud Kabinet Jokowi.

Publik yang mengatakan Anies Baswedan marah, kecewa, dan benci terhadap keputusan Presiden nyatanya tidak punya bukti. Bahkan statement Anies di #kickandy membuktikan bahwasannya beliau sangat menghormati dan menghargai keputusan Presiden Jokowi pada saat itu. Beliau malah bersyukur telah dicukupkan tugasnya sebagai Mendikbud, karena setelahnya ia mendapatkan hikmah yang luar biasa.

Hikmah tersebut ialah diamanatkannya Beliau sebagai pemimpin Jakarta, dimana Jakarta mampu memberikan pengalaman yang lebih kaya untuk Anies dalam hal kepemimpinan. Beliau juga menambahkan tidak ada alasan atau penjelasan dari Presiden akan pencopotan tersebut dan baginya itu adalah yang harus ia hormati keputusannya.

Anies meyakini, ketika Presiden membuat sebuah keputusan terkait apapun, ia pasti sudah mempertimbangkan dampaknya dari segala aspek. Mengingat Presiden mempunyai amanat untuk menjaga kestabilan dan arah pemerintahan. Kata Anies lagi-lagi ini adalah hak Bapak Presiden sehingga harus dihormati.

Anies Malah Kerjasama Dengen Presiden Jokowi Untuk Membangun Jakarta

Isu-isu hubungan kurang baik Jokowi dengan Anies memang terus dan masih berkembang. Padahal Anies sudah menyampaikan bahwasannya ia tidak sakit hati dengan keputusan yang dibuat Presiden. Anies pun menambahkan pada saat ia sudah menjadi Gubernur kala itu, hubungannya dengen Presiden sangat positif. Terbukti dengan komunikasi yang terus berjalan diantara mereka, ia pun menyampaikan dalam pembangunan Jakarta mengharuskan ia untuk selalu berkomunikasi dengan pihak pusat.

Isu Tidak Benar Tentang Pencopotan Anies dari Kabinet Jokowi

Disamping bukti hubungan baik antara Anies dan Presiden Jokowi, masih saja ada spekulasi yang berkembang terkait aksi pencopotan dirinya dari kabinet Jokowi. Salah satu yang paling hangat ialah adanya isu korupsi yang dilakukan Anies terhadap anggaran TPG guru yang kelebihan bayar.

Sejumlah 23,3 Triliun dituduhkan kepada Anies, padahal kenyataan berbunyi sebaliknya. Anies menyatakan bahwa dirinyalah yang membuat laporan kepada Menteri Keuangan menyatakan bahwa uang TPG ditransfer pada guru yang tidak ada. Mengingat TPG ada di bawah Menteri Keuangan dan disalurkan kepada daerah. Pada prosesnya pihak Mendikbud melihat adanya ketidaksesuaian antara data guru yang aktif dengan besarnya TGP yang sudah dikeluarkan oleh Menteri Keuangan.

Tidak terbuktinya Anies dalam melakukan tindak korupsi tentu saja bukan kabar baik bagi mereka yang tidak pro Anies. Di masa kampanye seperti isu-isu yang menjatuhkan akan terus berkembang dan bisa jadi tidak masuk dalam akal sehat kita. Oleh karena itu menjelang Pilpres ada baiknya semua warga Indonesia harus mau membuka mata dan telinga, mendengarkan berbagai bukti dan menyaksikan kualitas seorang pemimpin.

Indonesia sudah saatnya berubah, mengutamakan kepentingan umum adalah tujuan utama. Sehingga tindakan yang terbukti mencederai citra kepemimpinan seseorang harus kita garis bawahi. Tapi ingat kekuasaan tertinggi tetap ada di tangan rakyat, maka dari itu kita butuh pemimpin yang berpihak pada kepentingan kita bukan kepentingan golongannya.

Dengan bersedianya Anies mencalonkan diri sebagai Presiden 2024 nanti kita harus lebih fokus pada aksi perubahan yang sedang ia gaungkan. Bukti etos kerja Beliau sudah bisa kita saksikan lewat pembangunan inovatif di Jakarta. So, kamu mau cari pemimpin yang bagaimana lagi kalau bukan yang seperti Anies?